Home Inspirasi Bisnis 12+ Profil Pengusaha Muda Sukses Dari Nol Yang Inspiratif

12+ Profil Pengusaha Muda Sukses Dari Nol Yang Inspiratif

1
image: pexels.com

Anda anak muda yang ingin menjadi pengusaha muda sukses? Namun kecil hati karena tidak punya modal atau koneksi. Jangan berkecil hati karena menjadi pengusaha muda sukses dari nol dapat dilakukan. Anda dapat belajar dari profil pengusaha muda sukses dari nol yang kami rangkum disini.

Yuk simak lebih jauh kisah pengusaha muda sukses dari nol berikut:

1. Gibran Fauziah

Profil pengusaha muda sukses dari nol yang pertama adalah Gibran Fauziah pendiri eFishery. Nama Gibran Fauziah dan eFishery mungkin masih belum terlalu dikenal masyarakat luas. Namun prestasi Gibran sudah diakui secara internasional dan masuk kedalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia pada tahun 2017.

Gibran terjun kedunia bisnis saat masih kuliah. Dia melakoni usaha karena keluarganya hanya punya uang untuk biaya kuliah, namun tidak cukup untuk biaya sehari-hari. Berbagai usaha dicoba olehnya. Mulai dari membuat soal tutorial online dari luar negeri, mengikuti berbagai kompetisi mahasiswa, memasok sayuran ke sejumlah restoran di Bandung, hingga ternak cacing yang membuatnya diusir dari kontrakan pernah dilakoninya.

eFishery sendiri bermula dari pengalamannya saat kuliah di ITB. Saat itu dosennya menantang Gibran menggarap budidaya lele dan patin karena potensi masa depannya.

Gibran kemudian memulai budidaya lele dengan modal 400 ribu dari tabungannya. Karena ketekunannya usahanya berkembang hingga dapat melakukan pengolahan lele menjadi nugget dan abon.

Setelah beberapa tahun menjalan usahanya tersebut dia menyadari bahwa salah satu masalah kenapa budidaya ikan sulit berkembang karena masalah pakan yang tidak efisien. Padahal biaya pakan mencakup 60-70% biaya budidaya ikan.

Gibran kemudian memutuskan untuk mengembangkan alat untuk meningkatkan efisiensi pemberian pakan ikan. Hal inilah yang kemudian menjadi cikal bakal eFishery. Dengan memanfaatkan teknologi internet dan data, Gibran membuat alat pemberi pakan ikan yang dapat dikontrol secara otomatis dan mudah.

Berkat inovasi tersebut, eFishery kemudian berkembang menjadi salah satu startup Indonesia yang disegani dan diakui. Oleh karena itu sangatlah patut jika Gibran masuk dalam artikel profil pengusaha muda sukses dari nol ini.

2. Yukka Harlanda

Yukka Harlanda salah satu pendiri Brodo Footwear

 

Yukka Harlanda merupakan Co-Founder Brodo, merek fashion pria Indonesia yang cukup sukses. Kisah sukses Yukka sebagai seorang pengusaha muda berawal saat dia kuliah.

Yukka saat berkuliah di ITB tengah mencari sepatu baru yang cocok dengan kantong mahasiswa. Namun rupanya sulit untuk mendapatkan sepatu murah, model menarik dan menyediakan ukuran besar untuk kakinya.

Yukka yang mempunyai semangat pengusaha muda kemudian mencari pengrajin yang mau membuat sepatu sesuai pesanannya. Setelah mencari puluhan pengrajin akhirnya Yukka mendapat vendor yang mau membuat sepatu untuk satuan.

Hasil karyanya tersebut dipamerkan kepada teman-temannya. Rupanya banyak yang suka dengan sepatu hasil karyanya tersebut. Dari situ Yukka dengan modal Rp 3.5 juta mulai menerima orderan sepatu dari kawan-kawannya.

Modal tersebut cukup untuk memproduksi 40 pasang sepatu yang menjadi awal mula Brodo. Yukka kemudian mengembangkan Brodo dari nol dengan memanfaatkan sosial media dan internet hingga akhirnya mempunyai toko offline sendiri seperti sekarang.

3. Gilang Widya & Shandy Purnamasari

foto: instagram @juragan_99

Gilang yang dikenal juga sebagai Juragan 99 dan Shandy yang disebut-sebut sebagai “Crazy Rich Malang” terbilang memiliki karir usaha yang meroket.

Mereka menjalankan beberapa usaha seperti, MS Glow, Kosmetik Mask dan Juragan 99 Trans. Dari pengakuan mereka kesuksesan tersebut diraihnya dengan ketekunan dan kerja keras.

Gilang menuturkan dia dan Shandy dulunya bukanlah orang kaya. Orang tua Gilang hanyalah seorang PNS sedangkan orang tua Shandy tergolong tidak mampu.

Dalam meniti kesuksesan mereka mencoba berbagai macam usaha. Gilang misalnya pernah berjualan keset dan membuka usaha cuci motor.

Shandy juga merintis usaha sebagai reseller produk kecantikan. Mereka kemudian merintis MS Glow setelah melihat adanya peluang di bisnis kecantikan.

Gilang dan Shandy yang masih 31 tahun dan 29 tahun sekarang terbilang sangat sukses di usianya yang muda. Gilang mempunyai koleksi Supercar dan rumah yang sangat besar. Sedangkan Shandy sendiri mengepalai 9 gerai MS Glow dan pabriknya.

Melihat rekam jejak tersebut pantaslah jika Gilang dan Shandy masuk sebagai salah satu pengisi profil pengusaha muda sukses dari 0.

4. Anli Maleakhi

Kesuksesan Burger Bangor dan Huge Enterprise menjadikan Anli Maleakhi salah satu profil pengusaha muda sukses dari nol. Anli yang kelahiran tahun 1992 sukses mengembangkan Burger Bangor menjadi franchise yang patut diperhitungkan.

Burger Bangor berkembang pesat dari 30 gerai menjadi 300 gerai hanya dalam waktu singkat. Huge Enterprise sendiri telah bertransformasi dari bisnis konvensional seperti EO, WO, dan Outsourcing menjadi bisnis digital seperti social media marketing, content creation, dan lainnya.

Anli sering membagikan inspirasi dan ilmu kepada calon pengusaha muda lainnya di beberapa kampus di Indonesia. Dalam beberapa kali kesempatan Anli mengatakan bahwa kesuksesan di usia muda dapat diraih dengan jeli melihat peluang, memupuk rasa percaya diri, berani mengambil risiko, dan mengembangkan jaringan.

Anli juga mengatakan bahwa untuk sukses seorang pengusaha muda haruslah sabar. Karena menjadi pengusaha sukses bukan sesuatu yang instan, pasti terdapat hambatan.

5. Amanda Cole

foto: instagram @omandacole

Amanda Cole merupakan founder dari Sayurbox startup yang menyediakan sayuran langsung dari petani kepada konsumen. Kisah sukses Amanda dalam mengembangkan Sayurbox dapat memberikan inspirasi bagi banyak pengusaha muda.

Sebelum menjadi pengusaha muda yang sukses Amanda sempat bekerja 2 tahun di perusahaan swasta dan mengembangkan co-working space. Namun, Amanda merasa ada yang tidak terpenuhi dari karirnya yang terbilang cukup baik itu.

Amanda merasa memiliki ketertarikan di bidang agrikultur sehingga memutuskan untuk resign dan menjadi petani. Kebetulan keluarganya mempunyai tanah yang tidak terurus di Sukabumi. Sehingga Amanda berencana untuk mengembangkan pertanian konsep modern dengan pemasaran langsung ke restoran dan hotel.

Setelah menjadi petani Amanda sering berinteraksi dengan petani lain. Misto petani singkong adalah salah satunya. Misto bercerita bahwa dia biasa menjual singkong hasil panennya seharga Rp600/kg.

Amanda kaget karena harga pasaran singkong saat itu mencapai Rp6.000/kg. Melihat kondisi tersebut Amanda tergerak untuk mengembangkan solusi agar petani dapat menjual hasil panen langsung ke konsumen.

Sayurbox kemudian lahir pada 2016. Setahun pertama perjalan Sayurbox tidaklah mulus. Pada tahun 2017 Sayurbox pernah mau tutup karena keterbatasan pendanaan untuk membiayai operasional.

Berkat ketekunan Amanda dan timnya di tahun yang sama Sayurbox meraih juara kompetisi Startup Seedstars World sehingga Sayurbox dapat bertahan.

Pada tahun 2018 Sayurbox sudah bermitra dengan ratusan petani dan mengeluarkan aplikasi untuk mendapat pemesanan langsung dari konsumen.

Kemudian pada tahun 2020 Sayurbox termasuk salah satu perusahaan yang berkembang sangat pesat karena pandemi meningkatkan minat masyarakat akan produk Sayurbox.

6. Carline Darjanto

Cotton Ink terbilang berkembang cukup pesat dari sebuah brand kecil menjadi brand lokal yang cukup dikenal. Bahkan terdapat beberapa tokonya di mal ternama di Jakarta.

Carline Darjanto adalah sosok dibalik suksesnya Cotton Ink. Carline memulai Cotton Ink dari nol pada tahun 2008. Mulanya dia berjualan kaos bergambar Obama yang saat itu ramai diperbincangkan.

Cotton Ink mendapat respon yang positif sehingga produk-produk fashion lain seperti syal, bawahan, tas dan aksesoris pun dikembangkan.

Kesuksesan Cotton Ink tidak terlepas dari penggunaan pemasaran sosial media dan media internet yang intens. Tidak hanya itu, Carline juga menjalin berbagai kerjasama dengan berbagai butik seperti The Goods Dept, Butik ESTPlus, dan Widely Project.

 

7. Helga Angelina

Instagram.com/helgaangelina

Burgreens dikenal sebagai salah satu brand F&B yang pertama kali fokus terhadap makanan sehat. Berawal dari satu gerai di Rempoa sekarang Burgreens sudah memiliki 15 gerai di Jakarta, Tangerang, Depok dan Bandung.

Lahirnya Burgreens sendiri tidak terlepas dari pengalaman hidup Helga akan pentingnya makanan sehat. Helga mengalami masalah sinus, asma dan alegri sejak umur 15 tahun. Masalah tersebut mengharuskan Helga menkonsumsi beragam obat-obatan untuk dapat beraktivitas.

Namun akibatnya Helga mengalami masalah pembengkakan liver. Helga kemudian mencoba pola makan vegetarian untuk mengatasi masalah alergi, sinus dan asma tanpa mengkonsumsi obat. Hasilnya menggembirakan, dua tahun sejak gaya makan sehat itu Helga mulai membaik.

Sebelum mendirikan Burgreens Helga sudah bekerja dan menikah dengan Max Mandias di Belanda. Mereka kemudian memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan mengembangkan gaya makan sehat berbekal tabungan yang dikumpulkan saat bekerja di Belanda.

Pada awalnya orang Indonesia memilih makanan karena rasa dan harga, masalah kesehatan menjadi nomor dua. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Burgreens di tahun-tahun pertamanya. Helga menuturkan bahwa pada masa-masa awal tersebut mereka pernah hanya memiliki sisa uang Rp500.000.

Pada tahun pertama mereka membuka gerai di rumah teman dikawasan Rempoa. Berbekal dengan sosial media dan pemasaran dari mulut ke mulut, perlahan-lahan mereka mulai mendapatkan pelanggan.

Berkat ketekunan dan konsistensi mereka Burgreens mulai mendapat banyak pelanggan setia. Akhirnya pada tahun kedua mereka dapat membuka gerai kedua di Tebet.

Dengan semakin dikenalnya Burgreens tawaran investor pun masuk di tahun ketiga yang kemudian mendorong pertumbuhan Burgreens. Sekarang Burgreens tidak hanya sekedar menyediakan makanan sehat, mereka juga menyebarkan gaya hidup sehat serta rantai pasokan yang berkelanjutan.

8. Yasa Singgih

yasa singgih pendiri men’s republic

Yasa Singgih patut masuk dalam profil pengusaha muda sukses dari nol karena dia telah mendapat penghargaan bergensi seperti juara 1 Wirausaha Muda Mandiri, Youth Marketeers of the Year Award 2016, dan Forbes 30 Under 30.

Kesuksesan Yasa Singgih seorang pengusaha muda tidak dicapai secara singkat. Karirnya sebagai pengusaha dimulai sejak kelas 3 SMP.  Pada saat itu Yasa mencari uang dengan menjadi MC karena ayahnya yang menderita sakit jantung.

Yasa kemudian terjun ke bisnis fashion saat SMA. Dia merintis dengan memesan kaos kepada ayah temannya yang mempunyai usaha konveksi. Bisnis tersebut tidak berjalan mulus.

Karena tidak dapat mendesain, dia nekat belajar desain secara otodidak. Karena kepepet sudah dikejar untuk menyerahkan desain Yasa pun mendesain kaos pertamanya dengan MS Word yang bergambar Soekarno.

Kesulitannya berlanjut saat di mulai berjualan. Setelah 2 minggu hanya 2 buah kaosnya yang laku. Yasa kemudian membanting setir dengan membeli kaos grosiran dari Tanah Abang dengan modal Rp4 juta.

Kegigihannya membuahkan hasil, sedikit demi sedikit kaosnya mulai laku. Melihat usaha kaosnya yang mulai maju, Yasa mencoba peruntungan di bisnis kuliner. Dia memcoba membuka kafe “Ini Teh Kopi”.

Keputusan tersebut berakhir buruk karena perhitungan yang tidak matang mengakibatkan Yasa mengalami bangkrut dan menanggung kerugian ratusan juta. Namun Yasa tidak menyerah.

Yasa kembali memulai bisnisnya dari nol di bidang fashion. Yasa mencoba fokus ke bidang fashion pria dengan merek Mens Republic.

Melalui pemasaran online dan ketekunannya brand Mens Republic pun berkembang. Saat ini Men’s Republic telah menjadi bisnis dengan omset miliaran rupiah.

 

9.  Indra Satria Maulana

Foto: TikTok @indrasatriamaulana

Indra Satria Maulana adalah seorang pengusaha muda sukses dari nol asal asal Yogyakarta. Sebelum menjadi pengusaha muda, Indra sempat bekerja sebagai driver ojek online sambil kuliah.

Indra memanfaatkan pagi sampai siang untuk ngojek dan sore dipakai untuk kuliah. Hal tersebut dilakoninya karena dia tidak mau merepotkan orang tuanya.

Selama menjalani rutinitas tersebut Indra rajin mengumpulkan uang sedikit demi sedikit. Indra sering pulang ke rumah tengah malam demi mengejar poin untuk mendapat tambahan bonus. Tidak jarang Indra cuma tidak 3 jam karena setelah ngojek dia masih harus mengerjakan tugas kuliah.

Setelah uang mulai terkumpul, Indra mencoba membuka usaha kuliner. Pertama kali dia membeli franchise minuman Fremilt yang berbasis di Yogya.

Berkat ketekunannya bisnisnya berkembang. Dia membuka beberapa outlet di kawasan Sedayu, Kotagede, Palagan hingga Magelang.

Indra kemudian mengembangkan franchise lain diluar Fremilt. Dia juga menjajaki bisnis Boba dengan merek Boba Time dan bisnis fried chicken dengan merek Rocket Chicken.

Berkat bisnisnya kini ia berhasil membeli apapun yang diimpikan. Mulai dari mobil, rumah, hingga liburan ke luar negeri.

 

10. Adrian Christopher Agus dan Eugenie Patricia Agus

Adrian dan Eugenie adalah pendiri Puyo Desert yang terkenal dengan pudding lembutnya. Mereka berdua mendirikan Puyo saat masih berusia 21 dan 19 tahun.

Adrian dan Eugenie terinspirasi dari resep pudding buatan ayahnya yang berbeda dari yang ada di pasaran. Melihat adanya peluang mereka kemudian menggunakan modal 5 juta untuk membeli berbagai peralatan membuat puding.

Mereka kemudian bereksperimen selama kurang lebih tiga bulan. Pada awalnya PUYO dipasarkan melalui Instagram dan Bazaar. Setelah mengumpulkan modal lebih banyak barulah mereka membuka gerai sendiri.

Pada masa awal tersebut perjalanannya tidaklah selalu mulus. Mereka pernah harus membawa pulang lagi 75% produk yang dibawa karena tidak laku terjual.

Setelah 5 tahun beroperasi, Puyo memiliki 60 lebih outlet yang menyebar di Jabodetabek, Bandung, dan Karawang, dan lebih dari 270 orang karyawan. Eugenie yang merupakan lulusan jurusan bisnis di Universitas Prasetiya Mulya dan Adrian lulusan program kewirausahaan di Universitas Teknologi Swinburne, Australia ini berhasil menerima omzet hingga Rp 1 miliar per bulan dari penjualan Puyo mereka.

11. Jennifer Heryanto

Jennifer Heryanto/Instagram/@jennheryantouda

Masuk kedalam Jajaran Forbes 30 Under 30 tahun 2020 kesuksesan Jennifer Heryanto pantas masuk dalam salah satu profil pengusaha muda sukses dari nol. Jennifer Heryanto merupakan  CEO dari PT Sentral Kreasi Kencana (SKK Jewels) yang membuat perhiasan.

Jennifer pada masa kuliah pernah mencari beasiswa DIKTI untuk perkuliahannya. Selain itu dia mencari tambahan uang saku atau jajan dari proyek dosen hingga kerja sambilan menulis cerpen.

Kisah sukses Jennifer dimulai saat dia kuliah dan mencoba mengikuti kompetisi bisnis di P&G. Setelah mengikuti kompetisi tersebut, Jennifer mendapat tawaran menjadi account manager di P&G. Di usianya yang baru 19 tahun Jennifer dipercaya menangani 3 provinsi sekaligus.

Setelah bekerja selama 5 tahun di P&G Jennifer kemudian resign dan mendirikan sebuah perusahaan bernama The Wisemen & Company bersama suaminya. The Wisemen bergerak di bidang konsultan bisnis yang berfokus pada consumer goods dan beauty company. Bisnis tersebut dimulai hanya bermodalkan Rp4 juta dan hanya cukup untuk membeli satu laptop saja. Namun dari awal yang sederhana tersebut The Wisemen & Company telah menghasilkan miliaran rupiah.

Pada perjalanannya menjalankan The Wisemen & Company Jennifer ditawari menjadi partner CMK Group dalam mengelola bisnis perhiasan. Setelah berdiri di bawah naungan CMK Group, SKK Jewels akhirnya berdiri sendiri dibawah pimpinan Jennifer.

Dibawahnya, SKK Jewels sudah mempunyai operasional yang luas dari pengembangan produk, manufaktur, distribusi, hingga pengembangan merek. SKK Jewels Sebagai produk asli buatan Indonesia, aktif membangun daya saing manufaktur dan pengembangan merek di dalam negeri.

12.   Neysa Valeria dan Ajeng Respati

image: havillatea.com

 Bukan rahasia lagi jika teh merupakan minuman yang paling populer di Indonesia. Besarnya pasar minuman teh di Indonesia bahkan telah menarik berbagai perusahaan dari berbagai skala mulai dari multinasional, nasional bahkan skala lokal.

Ditengah kompetisi yang ketat tersebut, Havilla Tea besutan Ajeng dan Neysa mempunyai tempat tersendiri bagi pecinta teh. Label teh lokal yang didirikan pada 2014 tercipta karena kecintaan mereka akan teh.

Havilla Tea mempunyai keunikan sendiri dari label teh lain karena mereka menciptakan campuran teh tersendiri. Fokus kepada speciality tea Havilla termasuk sebagai certified Tea Belnder dan Tea Master di Indonesia.

Perjalan mereka dalam mengembangkan Havilla tidaklah mudah. Saat baru memulai di 2014 sangat sulit untuk membeli teh dalam jumlah yang tidak terlalu besar.  Padahal mereka membutuhkan perkebunan teh lokal untuk mendukung bisnis mereka.

Meskipun begitu mereka tidak menyerah dan terus konsisten dalam mencari petani teh lokal berkualitas yang mau bekerja sama. Berkat konsistensi tersebut Havilla Tea perlahan semakin dikenal.

Saat ini Havilla Tea telah menjadi partner/supplier dari ratusan bisnis hotel, restoran dan cafe di Indonesia. Mereka juga telah menjual teh kepada ribuan pelanggan dari seluruh dunia. Prestasi Havilla tea tersebut diakui juga dengan pencapaian posisi juara 2 di ajang Pengusaha Muda BRILiaN 2020.

Penutup

Artikel profil pengusaha muda dari nol ini menunjukkan bahwa menjadi pengusaha sukses bukanlah persoalan mengenai usia atau modal besar. Menjadi pengusaha sukses adalah mengenai kerja keras, semangat pantang menyerah dan terus belajar.

Baca Juga42+ Bisnis Anak Muda Modal Kecil Menjanjikan Di 2021

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version