Home Entrepreneur 9 Kisah Pengusaha Muda Indonesia Sukses Memulai Bisnis Dari Nol

9 Kisah Pengusaha Muda Indonesia Sukses Memulai Bisnis Dari Nol

1
Yukka Harlanda salah satu pendiri Brodo Footwear

Apakah anda ingin menjadi seorang pengusaha muda Indonesia sukses yang memulai bisnis dari nol? Jika ya, siapkan mental dan semangat anda untuk bekerja keras. Menjadi seorang pengusaha muda sukses tidaklah mudah. Diperlukan kerja keras, kreativitas dan keberanian untuk mewujudkan mimpi menjadi seorang pengusaha muda.

Selain itu diperlukan ketahanan mental yang tinggi untuk menjadi seorang pengusaha sukses karena dalam menjalankan bisnis pasti terdapat hambatan-hambatan atau bahkan kegagalan yang harus dilewati sebelum mencapai kesuksesan.

Walaupun tidak mudah, tidak sedikit anak muda yang berhasil menjadi pengusaha muda yang sukses memulai bisnis dari nol. Selalu, terdapat pelajaran dan motivasi dari cerita bagaimana seorang pengusaha muda Indonesia berhasil mencapai kesuksesan.

Untuk memberikan semangat dan pelajaran bagi anda yang bercita-cita menjadi seorang pengusaha, berikut kisah pengusaha muda Indonesia sukses memulai bisnis dari nol. Mereka yang termasuk sebagai pengusaha muda disini karena mereka masih tergolong muda (30 tahun kebawah) saat bisnis mereka sudah cukup sukses.

Anda juga dapat menonton video Youtube kami disini:

Cerita Pengusaha Muda Sukses Di Umur 20 Tahunan

1. Rusdi Raisa – Pengusaha Muda Bisnis Kerajinan Kulit

rusdi raisa pengusaha muda
image via : kontan.co.id

Rusdi Raisa adalah pendiri dari bisnis kerajinan kulit premium dengan merek D’Russa. Rusdi memulai D’Russa dengan modal Rp 50 ribu saat masih kuliah di tahun 2006. Dari modal tersebut Rp 20 ribu digunakan untuk membeli bahan baku berupa limbah kulit sebanyak 2 kg, sisanya digunakan untuk membeli perlengkapan lain seperti lem dan jarum.

Dari modal tersebut, Rusdi bisa membuat 70 sarung handphone dan memperoleh keuntungan lebih dari Rp 1 juta. Dengan keuntungan yang diperoleh Rusdi kemudian mengembangkan D’Russa selama 10 tahun.

Saat ini D’Russa telah mengembangkan varian lain yang terdiri dari tas, dompet, jaket, dan aneka aksesori. D’Russa yang dirintis oleh Rusdi telah menjadi bisnis dengan omset ratusan juta rupiah berhasil digenggamnya dalam sebulan. “Rata-rata omset kami mencapai Rp 400 juta setiap bulan,” ungkap Rusdi. Berarti, setahun sekitar Rp 4,8 miliar.

Dengan keberhasilan Rusdi mengembangkan D’Russa yang dimulai dengan modal Rp 50 ribu menjadi bisnis dengan omzet miliaran rupiah perbulan, dapat diakui bahwa Rusdi termasuk sebagai salah satu pengusaha muda Indonesia yang sukses memulai bisnis dari nol.

 

2. Rido Adityawarman – Pengusaha Muda Ayam Gepuk

image credit : babe.co.id

Rido Adityawarman adalah salah satu kisah pengusaha muda Indonesia yang sukses memulai bisnis dari nol dengan bisnis kuliner “Warung Ayam Gepuk Pak Gembus“. Rido memulai bisnis Warung Ayam Gepuk Pak Gembus dengan modal Rp 26 juta yang dikumpulkannya dengan menyisihkan gajinya selama bekerja sebagai staf di MNC Skyvision.

Modal tersebut dibelikannya tenda, meja dan kursi, gerobak serta perlengkapan untuk memasak. Setelah beberapa bulan bisnisnya tidak berjalan semulus yang diharapkan, pada akhir tahun 2013 Rido terpaksa menjual beberapa barang pribadinya untuk menambal biaya operasional bisnisnya.

Hal tersebut dikarenakan hanya sedikit pelanggan yang mengunjungi warungnya sehingga pendapatan yang diperoleh tidak cukup untuk menutupi pengeluaran. Pada saat itu Rido hanya dapat menjual 3-4 ekor ayam. Walaupun begitu dia tetap optimis dengan bisnisnya dan tidak menyerah.

Pada bulan keenam, bisnis Rido mulai mendapatkan titik cerah. Pelanggan mulai banyak berdatangan dan penjualannya meroket sampai 300%.

Sekarang bisnis Warung Ayam Gepuk Pak Gembus sudah berkembang pesat dengan jumlah gerai lebih dari 281 yang tersebar di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Lampung, Medan, Makassar, Manado, Surabaya Jambi dan Palembang. Setiap harinya Warung Ayam Gepuk Pak Gembus dapat menjual lebih dari 4,6 ton ayam per hari dengan omset hampir Rp 8 miliar per bulan.

 

3. Danu Sofwan – Kisah Pengusaha Muda Radja Cendol

image credit : radjacendol.com

Danu Sofwan adalah contoh kisah pengusaha muda Indonesia yang sukses dari nol dengan berbisnis cendol konsep modern. Bisnis yang dinamakan Radja Cendol (“Randol“) oleh Danu kemudian lahir pada 23 Juni 2014.

Danu dibesarkan oleh keluarga yang berkecukupan, namun semuanya berubah saat ayahnya meninggal dunia. Diapun harus memutar otak untuk mencari uang bagi keluarganya. Sebelum merintis Randol, Danu pernah berbisnis fashion dan sepatu namun gagal karena tertipu rekan bisnisnya.

Tidak menyerah dengan kegagalan tersebut, Danu kemudian mencari ide bisnis baru. Danu menemukan ide untuk membuat bisnis cendol konsep modern setelah membaca dalam artikel CNN bahwa cendol masuk ke dalam 50 minuman terlezat didunia.

Hambatan pertamanya adalah kekurangan modal, uangnya hanya tersisa Rp 500 ribu. Tidak kehabisan akal, dia menambah modal dengan bekerja sebagai pengamen, supir dan kuli pasir. Setelah terkumpul Rp 8 juta diapun membuka gerai pertamanya.

Dengan konsep modern dan inovasi rasa cendol yang saat ini mempunyai 15 variasi rasa, Randol berkembang pesat dan sudah mempunyai 780 gerai di berbagai daerah. Randol saat ini telah menjadi bisnis dengan omset milyaran rupiah pertahun yang terus bertumbuh.

 

4. Yasa Singgih – Kisah Pengusaha Muda Pendiri Men’s Republic

yasa singgih pendiri men’s republic

Yasa Singgih adalah contoh kisah pengusaha muda Indonesia yang sukses memulai bisnis dari nol dengan bisnis fashion pria dan membesarkan merek Men’s Republic.

Perjalanan Yasa Singgih menjadi seorang pengusaha muda dimulai sejak kelas 3 SMP setelah ayahnya menderita sakit jantung. Tidak ingin membebani keluarganya, Yasa Singgih mencari uang dengan bekerja sebagai MC di berbagai acara.

Memasuki SMA, Yasa Singgih terjun ke bisnis fashion dengan memesan kaos kepada ayah temannya yang mempunyai bisnis konveksi. Karena dia tidak bisa mendesain diapun belajar kepada temannya selama 7 hari. Hasilnya tidak begitu baik dan karena kepepet Yasa memutuskan menggunakan Microsoft Word untuk mendesain kaos pertamanya yang bergambar Soekarno.

Yasa kesulitan untuk menjual kaos pertamanya tersebut, setelah 2 minggu kaosnya hanya laku 2 buah saja. Tidak gentar dengan hal tersebut, Yasa kemudian membeli kaos secara grosir dari pasar Tanah Abang dan menghabiskan 4 juta untuk modal. Lambat laun kaosnya mulai laku dan sempat mengalami masa panen dalam bisnis kaosnya.

Yasa kemudian mencoba peruntungan di bisnis kuliner dengan membuka kafe yang diberi nama “Ini Teh Kopi”. Namun karena perhitungan yang tidak matang bisnisnya bangkrut dan menanggung kerugian ratusan juta.

Kegagalan tersebut tidak membuatnya kapok, di usia 19 tahun Yasa memulai kembali bisnisnya dari nol. Melihat peluang yang sangat besar di bidang fashion, ia membangun merk fashion pria dengan nama Mens Republic dengan pemasaran online. Modalnya Yasa adalah dengkul untuk mencari mitra yang mau memberinya barang untuk dititip jual.

Saat ini Men’s Republic telah menjadi bisnis dengan omset miliaran rupiah dan sanggup menjual ribuan sepatu perbulan. Selain itu Yasa Singgih juga memperoleh berbagai penghargaan bergensi seperti juara 1 Wirausaha Muda Mandiri, Youth Marketeers of the Year Award 2016, dan Forbes 30 Under 30.

 

5. Carline Darjanto – CEO & Founder Cottonink

carline darjanto pengusaha muda pendiri Cottonink

Carline Darjanto adalah seorang pengusaha muda Indonesia yang sukses dibidang fashion retail dengan merek Cotton Ink. Cotton Ink didirikan Carline Darjanto bersama salah seorang teman baiknya, Ria Sarwono. Tahun 2008, mereka berdua bersama merintis Cotton Ink dengan tujuan untuk menambah uang saku setelah lulus kuliah.

Pada mulanya, Carline menjadikan Cotton Ink sebagai pekerjaan sampingan, namun karena permintaan yang terus tumbuh akhirnya Carline memberanikan diri untuk hanya fokus membesarkan  Cotton Ink sebagai pekerjaan utamannya.

Cotton Ink mendapatkan momentum saat memasarkan kaus dengan gambar Barack Obama yang di tahun 2008 sedang populer. Dari sukses jualan kaus sablon bergambar wajah Obama, dua sekawan itu kemudian menambah beberapa produk pakaian wanita seperti busana siap pakai, legging, aksesori dan syal. Produk inilah yang benar-benar mengangkat nama Cotton Ink.

Terutama produk syal yang awalnya menjadi daya pikat, sebelum akhirnya ke baju atasan wanita. Cotton Ink mengeluarkan produk yang kreatif, membuat sebuah syal multigaya, dengan bahan bernama tubular – bahan kaus berbentuk lingkaran tanpa jahitan – yang jarang dipakai di Indonesia.

Saat ini total produksi Cotton Ink lebih dari 10.000 unit per bulan. Mereka menjalin kerjasama dengan tujuh penjahit di Jakarta dan Bandung. Untuk urusan operasional, saat ini, mereka dibantu oleh 30 karyawan. Cotton Ink dengan demikian dapat meraih omzet yang mencapai ratusan juta rupiah per bulan.

Pada tahun 2016, Carline Darjanto dinobatkan menjadi salah satu sosok sukses di bidang Retail & Ecommerce Asia dengan masuknya dia kedalam daftar Forbes Asia 30 Under 30.

Baca Juga: 42+ Bisnis Anak Muda Modal Kecil Menjanjikan Di 2021

6. Yukka Harlanda dan Putera Dwi Kurnia – Pendiri Brodo Footwear

Yukka Harlanda salah satu pendiri Brodo Footwear

Yukka Harlanda dan Putera Dwi Kurnia adalah duo pengusaha muda Indonesia yang sukses berbisnis alas kaki dengan merek Brodo Foowear atau Brodo. Kelahiran Brodo tidak terlepas dari keinginan mereka untuk memulai bisnis karena sadar akan ketidakcocokan mereka dengan kultur korporat.

Brodo berasal dari kesulitan Yukka menemukan sepatu untuk ukuran kakinya yang besar dengan harga yang pas untuk kantong mahasiswanya. Setelah menemukan vendor sepatu yang mau menerima pesanan Yukka, mereka memamerkan sepatu tersebut kepada teman-temannya. Tidak disangka banyak temannya yang tertarik dan memesan dengan sistem pre-order.

Melihat peluang bisnis, Yukka mengeluarkan tabungan sebesar Rp 3,5 juta ditambah uang Uta Rp 3,5 untuk membiayai produksi pertama Brodo sebanyak 40 pasang sepatu. Tahun 2010 adalah titik pertama Brodo melangkah sebagai merek sepatu lokal. Brodo pertama-tama dipasarkan dengan memanfaatkan Kaskus untuk sarana memperkenalkan Brodo. Selain menggunakan Kaskus, Brodo juga rajin memperkenalkan produknya melalui Facebook Page dan BBM.

Saat ini Brodo selain memasarkan produknya secara online, Brodo juga mempunyai Brodo Store yang ada di 4 kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Bekasi dan Surabaya. Kesuksesan Brodo telah menghasilkan omset miliaran rupiah perbulan dengan memberdayakan para pengrajin lokal.

 

7. Wenas, Dimas, Gaery dan Natali – Pendiri Tiket.com

Wenas Agusetiawan, Dimas Surya Yaputra, Mikhael Gaery Undarsa dan Natali Ardianto adalah 4 pengusaha muda Indonesia yang sukses memulai bisnis startup di bidang travel. Mereka adalah pendiri situs booking pesawat, hotel, kereta api, dan event yang terkenal dengan nama Tiket.com. Mereka masih berusia antara 22 sampai 26 tahun pada saat mendirikan Tiket.com pada Agustus 2011.

Tiket.com mempunyai perbedaan dari startup digital travel lain yang signifikan. Mereka tidak pernah menerima investasi dari venture capital dengan nilai berjuta-juta dolar. Modal Tiket.com diperoleh dari angel investor dengan total nilai kurang dari US$ 1 juta. Selebihnya, mereka mengatur pengeluaran dan pemasukan secara cermat untuk bisa tumbuh secara organik tanpa harus membakar uang investor.

Pendekatan tersebut bekerja dengan baik untuk Tiket.com, dimana pada tahun 2013 atau hanya 2 tahun sejak beroperasi pendapatan operasional Tiket.com telah melebihi pengeluaran operasionalnya.

Walaupun tidak menggunakan uang investor dengan jumlah besar, Tiket.com telah berhasil meraih pangsa pasar yang signifikan dalam kategori travel. Berdasarkan statistik dari Similarweb Tiket.com berada di posisi kedua website travel yang paling banyak dikunjungi di Indonesia setelah Traveloka.com dengan pengunjung lebih dari 5 juta setiap bulan.

Baca Juga: 20+ Ide Bisnis Sampingan Karyawan Kantoran Modal Kecil

8. Reza Nurhilman

image credit : maicih.co.id

Reza Nurhilman yang juga akrab dipanggil sebagai AXL merupakan salah satu contoh kisah pengusaha muda dari nol. Berawal dari modal 15 juta yang dia kumpulkan dari usahanya berjualan berbagai jenis barang AXL kemudian mendirikan usaha keripik pedas yang sudah dikenal masyarakat luas yaitu Maicih.

Reza saat itu memutuskan untuk tidak berkuliah dan memilih untuk merintis usaha untuk memiliki hidup yang lebih baik. Dia sempat menggeluti beberapa bisnis lain seperti berjualan barang elektronik sampai pupuk sebelum akhirnya memulai Maicih saat masih berusia 23 tahun.

Reza mendapatkan inspirasi untuk memulai bisnis cemilan keripik setelah dia mencicipi cemilan keripik lada pedas buatan seorang nenek di Cimahi. Melihat potensi bisnis keripik pedas dengan resep tersebut, Reza pun mulai merintis bisnis Maicih.

Awalnya Reza hanya menjualnya dari teman ke teman, dan mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut. Namun melihat perkembangan media sosial yang pesat saat itu, Reza mulai memasarkan keripiknya melalui media sosial Twitter dan Facebook.

Melalui media sosial tersebut Reza kemudian tidak hanya sekedar berjualan, dia mengembangkan jaringan pemasarannya dengan merekrut agen/reseller yang disebutnya sebagai Jenderal. Dengan desain yang menarik dan level kepedasan dari 1 sampai 10 banyak yang kemudian penasaran dengan keripik Maicih.

Stategi pemasaran Keripik Maicih buatan Reza Nurhilman rupanya ampuh. Hanya dalam waktu yang terbilang singkat Reza sukses mengembangkan Keripik Maicih menjadi bisnis dengan omset milyaran rupiah per bulan.

 

9. Rizka Wahyu Romadhona

Kisah Rizka sebagai pendiri Lapis Talas Bogor Sangkuring merupakan salah satu contoh kisah pengusaha muda sukses dari nol. Rizka memulai karirnya sebagai pengusaha setelah mundur dari pekerjaan sebagai karyawan di PT Siemens Indonesia untuk merintis bisnis bakso dengan suaminya.

Mengusung nama Warung Bakso Mandiri, Rizka dan suaminya kemudian dapat membuka 20 outlet bakso dengan sistem kemitraan.

Namun karena kesulitan pengawasan dalam bisnis bakso dan kesalahan untuk merambah bisnis lain, mereka kemudian mengalami kesulitan usaha dimana tiga motor operasional akhirnya disita leasing, mobil operasional harus dijual untuk membayar utang dan mereka telat membayar cicilan rumah selama 3 bulan.

Mengalami masa-masa sulit tersebut, Rizka tidak menyerah dan mencoba mencari peluang bisnis baru. Terinspirasi dari tanyangan televisi yang menceritakan kisah Denny Delyandri, lelaki asal magelang yang sukses menjadikan kek pisang sebagia oleh-oleh khas Batam, Rizka mulai mencari potensi bisnis oleh-oleh Bogor.

Rizka kemudian melihat talas yang banyak dijual di Bogor memiliki potensi untuk diolah menjadi kue lapis sebagaimana adanya kue lapis yang berbahan dasar singkong di Surabay.

Rizka mengatakan usaha yang dirintis bersama suami ini dibangun modal hanya sekitar Rp 500 ribu. Awalnya, kue Lapis Rizka hanya dijual kepada orang dekat saja. Berkat masuk ke berbagai komunitas dan pameran, Rizka berhasil memasarkannya secara lebih luas hingga bisa terkenal seperti sekarang.

Baca Juga : 7 Kisah Pengusaha Indonesia Sukses Yang Pernah Gagal

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version