Beranda Strategi Apa Dampak Melemahnya Daya Beli Terhadap UMKM?

Apa Dampak Melemahnya Daya Beli Terhadap UMKM?

7
0
dampak melemahnya daya beli terhadap UMKM
dampak melemahnya daya beli terhadap UMKM

Berita penurunan daya beli tengah marak akhir-akhir ini. Merebaknya isu penurunan daya beli tidak terlepas dari fenomena sepinya pasar besar,Ā  deflasi, dan gelombang PHK sejak beberapa tahun lalu. Kondisi penurunan daya beli tersebut menjadi kekhawatiran banyak pelaku usaha yang akan terkena dampak melemahnya daya beli. Khusus untuk UMKM hal ini menimbulkan pertanyaan apa dampak melemahnya daya beli terhadap UMKM?

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sendiri diakui sebagai penompang utama perekonomian Indonesia. UMKM menyumbang sebagian besar Produk Domestik Bruto, lebih dari 90% lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

UMKM mempunyai karakteristik khusus seperti keterbatasan modal, keterbatasan SDM serta keterbatasan akses kepada kredit. Ketiga keterbasan tersebut dapat berkontribusi terhadap terjadinya dampak melemahnya daya beli terhadap UMKM.

Mengapa Daya Beli Penting Untuk UMKM?

Daya beli adalah konsep yang merujuk kepada kemampuan konsumen rumah tangga untuk membeli barang dan jasa dengan pendapatan yang dimiliki.Ā Secara sederhana daya beli berkaitan langsung dengan seberapa banyak uang yang dapat dibelanjakan oleh konsumen.

Daya beli penting untuk UMKM karena sebagian besar konsumen produk UMKM di Indonesia berasal dari kelas menengah ke bawah. Kalangan kelas menengah ke bawah tersebut sangat sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi.

Penurunan daya beli masyarakat akan menurunkan jumlah uang yang dapat dibelanjakan oleh masyarakat. Akibatnya permintaan untuk berbagai produk yang tidak esensial maka akan menurun.

Dampak Penurunan Daya Beli Terhadap UMKM

Pelemahan daya beli mempunyai berbagai dampak langsung dan tidak langsung terhadap UMKM. Salah satu dampak langsung yang terjadi karena penurunan daya beli adalah fenomena menurunnya omzet UMKM.

Ketika daya beli menurun masyarakat memiliki sedikit uang yang dapat dibelanjakan. Oleh karena itu mereka akan memprioritaskan kebutuhan pokok seperti sembako dan mengurangi pengeluaran non-pokok. Penurunan omzet UMKM dapat dipastikan akan terjadi khususnya pada sektor-sektor seperti kuliner, fashion, kerajinan dan wisata.

Hal ini sebagaimana studi dari SMERU Research Institute tahun 2023 yang menunjukkan bahwa UMKM yang bergerak di sektor perdangan dan jasa mengalami penurunan omzet lebih dari 30 persen selama periode penurunan daya beli sejak awal 2023.

Selain itu penurunan daya beli juga berakibat pada penurunan arus kas UMKM. UMKM banyak mengandalkan pendapatan harian atau mingguan untuk membayar biaya produksi dan operasional. Jika arus kas terganggu akibat daya beli menurun maka operasional UMKM dapat terganggu. Hal ini secara langsung mengancam kelangsungan UMKM karena kesulitan membiayai operasional usaha bisa menyebabkan usaha terpaksa tutup.

Dampak Tidak Langsung Penurunan Daya Beli

Dampak tidak langsung dari penurunan daya beli adalah berkurangnya kesempatan kerja karena semakin banyak UMKM yang mengalami kebangkrutan atau mengurangi karyawan informal.

Selain itu dengan melemahnya daya beli UMKM akan semakin kesulitan untuk melakukan pengembangan usaha karena meningkatnya risiko kredit UMKM. Kondisi tersebut juga mengakibatkan UMKM mengalami kesulitan untuk melakukan inovasi.

Baca Juga :Ā 8 Strategi Bisnis Yang Ampuh dan Jitu Untuk UMKM

Strategi UMKM Dalam Merespon Penurunan Daya Beli

Menghadapi tantangan penurunan daya beli tersebut UMKM perlu memiliki strategi yang tepat. Strategi yang tepat memungkinkan UMKM untuk memiliki kesempatan yang lebih tinggi untuk melewati masa sulit melemahnya daya beli. Adapun beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain:

1. Mengubah Ukuran atau Varian Produk

Salah satu respon yang paling dimungkinkan untuk pelaku UMKM dalam menyikapi turunnya daya beli adalah menyesuaikan ukuran produk sehingga anda dapat menawarkan produk dengan harga yang lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitas secara drastis.

Sponsored

Alternatifnya anda dapat mengembangkan varian produk dengan kualitas yang disesuaikan dengan harga yang lebih terjangkau. Strategi ini dikenal sebagaiĀ downsizingĀ atauĀ value engineeringĀ yang terbukti efektif untuk mempertahankan permintaan konsumen dengan kondisi daya beli terbatas.

2. Diversifikasi Distribusi dan Pasar

Strategi UMKM dalam merespon pelemahan daya beli yang kedua adalah melakukan diversifikasi distribusi dan pasar. Diversifikasi pasar dilakukan untuk memperluas jangkauan pasar yang sebelumnya hanya menyasar kalangan menengah kebawah yang mengalami penurunan daya beli menjadi menyasar juga kalangan menengah ke atas atau ke pasar ekspor.

3. Kolaborasi Antar Pelaku Usaha

Strategi lain yang relevan adalah kolaborasi antar pelaku usaha kecil untuk mengurangi biaya produksi dan memperluas pasar. Kolaborasi ini bisa berbentuk koperasi, kemitraan komunitas, atau sinergi dengan BUMDes di tingkat desa. Dalam konteks ekonomi solidaritas, strategi ini memungkinkan UMKM untuk saling mendukung dalam distribusi, pembelian bahan baku bersama, atau promosi lintas produk. Pendekatan ini juga memperkuat aspek ketahanan sosial UMKM, terutama di wilayah yang kurang terjangkau oleh intervensi pasar formal.

Penutup

Fenomena melemahnya daya beli masyarakat Indonesia membawa implikasi yang luas terhadap keberlangsungan dan kinerja sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Penurunan permintaan secara langsung berdampak pada penurunan pendapatan, arus kas, dan kapasitas produksi UMKM, sementara dampak tidak langsungnya mencakup peningkatan pengangguran informal, stagnasi inovasi, dan pelebaran kesenjangan antarwilayah. Dalam kondisi seperti ini, UMKM dituntut untuk lebih adaptif melalui strategi yang melibatkan penyesuaian produk dan harga, diversifikasi saluran distribusi digital, kolaborasi berbasis komunitas, serta penguatan relasi dengan konsumen.

Namun, strategi adaptif dari pelaku UMKM saja tidak cukup. Dukungan kebijakan yang terarah dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas daya beli masyarakat serta menciptakan ekosistem usaha kecil yang resilien terhadap tekanan ekonomi. Ke depan, sinergi antara inovasi di tingkat pelaku usaha dan kebijakan publik berbasis data akan menjadi kunci dalam memperkuat peran UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Dengan demikian, menjaga daya beli masyarakat tidak hanya penting untuk konsumsi domestik, tetapi juga esensial bagi keberlanjutan UMKM dan pemulihan ekonomi secara inklusif dan berkeadilan.

Sponsored

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini