Siapa tokoh wirausaha atau pengusaha yang gagal di Indonesia? dan bagaimana pengalaman wirausaha yang sukses dan gagal di Indonesia? Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut kami disini akan membagikan beberapa cerita tokoh wirausaha atau pengusaha yang gagal dan kemudian sukses di Indonesia.
“Kesuksesan terbentuk dari belajar dari kegagalan demi kegagalan tanpa kehilangan rasa antusiasme“. Ungkapan dari Winston Churchill Perdana Menteri Inggris yang legendaris tersebut patut menjadi mantra yang dijadikan motivasi untuk setiap pengusaha. Hal ini karena banyak sekali pengusaha Indonesia yang mengalami kegagalan sebelum sukses.
Kegagalan yang mereka alami tidak membuat mereka patah semangat. Bahkan tidak jarang kegagalan tersebut menjadi sebuah pengingat dan pembakar semangat bagi mereka untuk terus berusaha lebih keras.
Mempelajari kisah pengusaha Indonesia sukses yang pernah gagal tentu sangat bermanfaat dengan memberikan pelajaran bagi anda yang sedang berjuang sebagai seorang pengusaha untuk menjadi sukses. Untuk itu, berikut 9 Kisah Pengusaha Indonesia Sukses Yang Pernah Gagal untuk motivasi dan inspirasi bagi anda.
Anda juga dapat menonton video Youtube kami disini:
Cerita Pengusaha Muda Sukses Di Umur 20 Tahunan
1. Rusdi Raisa – Pengusaha Muda Bisnis Kerajinan Kulit
1. Achmad Zacky
Achnad Zacky dikenal sebagai ex-CEO dan pendiri dari Bukalapak.com yang sudah melakukan IPO atau penawaran umum perdana pada Agustus 2021 dengan nilai Rp 15,41 Triliun. Dengan IPO tersebut Achmad Zaky menjadi salah satu orang super kaya di Indonesia dengan kekayaannya yang mencapai Rp 4,71 triliun pada 2021.
Setelah tidak menjadi CEO Bukalapak sejak tahun 2020 Achmad Zaky kemudian mendirikan perusahaan venture capital bernama init-6 yang memberikan investasi kepada perusahaan rintisan lain.
Saat ini Achmad Zaky mempunyai reputasi sebagai pengusaha yang sukses. Namun sebelum meraih kesuksesan tersebut Achmad Zaky mengalami berbagai kegagalan dalam berbisnis.
Pengalaman pertama Achmad Zacky dalam gagal berbisnis bermula pada 10 tahun lalu. Saat itu Achmad Zacky memulai bisnis mie ayam selagi berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun, bisnis tersebut kemudian bangkrut dan harus gulung tikar dalam waktu 6 bulan saja.
Kegagalan tersebut tidak membuatnya kapok menjadi seorang pengusaha. Setelah lulus, Achmad Zacky memilih untuk mendirikan perusahaan jasa konsultasi teknologi bernama Suitmedia. Zaky membuat sebuah website yang menjadi proyek internal perusahaan yang menjadi cikal bakal Bukalapak.
Pada saat itu Achmad Zacky seringkali dipertanyakan oleh teman-teman dan keluarganya karena nekat menjadi pengusaha padahal dia bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus dengan gaji yang pasti.
Selain itu, setelah mendirikan Bukalapak ditahun 2010 Achmad Zacky juga seringkali mendapat penolakan dari investor maupun pengusaha UKM yang ditemuinya.
Namun, perjuangannya dan semangat pantang menyerahnya kemudian membuahkan hasil. Sedikit demi sedikit pengusaha UKM mau membuka toko online di Bukalapak dan Batavia Incubator kemudian mau menanamkan uang untuk Bukalapak.
Setelah 7 tahun sejak pendiriannya, Bukalapak telah berkembang menjadi perusahaan eCommerce yang besar dan dapat melakukan IPO. Karena itulah Achmad Zacky merupakan salah satu contoh pengalaman tokoh wirausaha atau pengusaha yang gagal dan kemudian sukses di Indonesia.
Meskipun saat ini Achmad Zacky sudah tidak lagi di Bukalapak sejak keluar pada tahun 2019 namun dia masih aktif sebagai investor modal ventura bernama Init6. Init6 telah berinvestasi di belasan startup dalam negeri.
Terkait : 7 Pengusaha Muda Indonesia Yang Sukses Memulai Bisnis Dari Nol
2. Rizka Wahyu Romadhona
Rizka Wahyu Romadhona bersama suaminya Anggara Kasih Nugroho Jati adalah pendiri dari Lapis Bogor Sangkuriang yang saat ini telah menjadi salah satu merek kuliner yang dikenal secara luas oleh masyarakat. Selain itu, Lapis Bogor Sangkuriang yang dimulai oleh Rizka dengan modal Rp. 500 ribu telah berkembang menjadi sebuah bisnis yang sukses dengan omzet milyaran rupiah per bulannya.
Kesuksesan tersebut didapat setelah Rizka dan suami yang mengalami kegagalan sebelumnya dari bisnis bakso. karena kesalahan manajemen, usaha bakso tersebut tidak berjalan lama dan mengalami kegagalan.
Bisnis bakso yang mereka jalani harus mengalami kebangkrutan akibat kesalahan manajemen yang berakibat kerugian sehingga mereka harus kehilangan motor operasional, menunggak pembayaran rumah hingga empat bulan, serta harus menjual mobil mereka.
Namun, kegagalan tersebut tidak membuat semangat mereka sulut. Dengan modal yang tersisa mereka kemudian berbisnis kembali. Belajar dari kegagalan mereka sebelumnya, Rizka kemudian membenahi manajemennya sehingga bisnisnya bisa berkembang hingga saat ini.
Dari permulaan yang sederhana tersebut usaha Lapis Bogor Sangkuriang milik Rizka sudah memiliki 15 outlet resmi dan 50 outlet rekanan. Omsetnya pun cukup besar yaitu mencapai 46 milyar pada tahun 2020. Saat ini, karyawan Lapis Bogor Sangkuriang telah mencapai 1.000 orang. Dalam satu hari, mereka bisa memproduksi sekitar 3.000 loyang lapis talas Bogor.
Tidak hanya itu dari usaha lapis bogor sangkuriang ini Rizka mengembangkan usahanya melalui PT Agrenesia Raya telah mengembangkan berbagai produk inovatif lain yang populer seperti bakpia kukus tugu jogja, bolu susu lembang, dan lainnya.
Dari kisah tersebut pantas jika kita memasukkan Rizka sebagai salah satu contoh tokoh wirausaha yang gagal dan kemudian sukses di Indonesia.
Terkait : 7 Alasan Bisnis Mengalami Kegagalan dan Solusinya
3. Yasa Singgih
Yasa Singgih pendiri dari bisnis fashion pria dan merek Men’s Republic, adalah salah satu tokoh wirausaha yang gagal di Indonesia. Yasa Singgih dapat disebut sebagai tokoh wirausaha yang sudah banyak mengalami asam garam dunia usaha.
Dia mengalami berbagai kegagalan dalam berbisnis. Dia juga mengalami beberapa kesuksesan dengan yang paling terkenal adalah kesuksesannya membesarkan Men’s Republic pada tahun 2015-2019. Saat itu Men’s Republic menjadi bisnis dengan omzet milyaran rupiah dan dapat menjual ribuan pasang sepatu perbulannya. Kesuksesan Yasa Singgih tersebut dikukuhkan dengan berbagai penghargaan bergensi seperti juara 1 Wirausaha Muda Mandiri, Youth Marketeers of the Year Award 2016, dan Forbes 30 Under 30.
Kesuksesan tersebut diraih Yasa dengan perjuangan yang cukup panjang. Bahkan sebelum menjadi seorang pengusaha Indonesia yang sukses Yasa sempat mengalami kegagalan yang cukup fatal.
Perjalanan Yasa Singgih menjadi seorang pengusaha muda dimulai sejak kelas 3 SMP setelah ayahnya menderita sakit jantung. Tidak ingin membebani keluarganya, Yasa Singgih mencari uang dengan bekerja sebagai MC di berbagai acara.
Memasuki SMA, Yasa Singgih terjun ke bisnis fashion dengan memesan kaos kepada ayah temannya yang mempunyai bisnis konveksi. Karena dia tidak bisa mendesain diapun belajar kepada temannya selama 7 hari. Hasilnya tidak begitu baik dan karena kepepet Yasa memutuskan menggunakan Microsoft Word untuk mendesain kaos pertamanya yang bergambar Soekarno.
Yasa kesulitan untuk menjual kaos pertamanya tersebut, setelah 2 minggu kaosnya hanya laku 2 buah saja. Tidak gentar dengan hal tersebut, Yasa kemudian membeli kaos secara grosir dari pasar Tanah Abang dan menghabiskan 4 juta untuk modal. Lambat laun kaosnya mulai laku dan sempat mengalami masa panen dalam bisnis kaosnya.
Yasa kemudian mencoba peruntungan di bisnis kuliner dengan membuka kafe yang diberi nama “Ini Teh Kopi”. Namun karena perhitungan yang tidak matang bisnisnya bangkrut dan menanggung kerugian ratusan juta.
Kegagalan tersebut tidak membuatnya kapok, di usia 19 tahun Yasa memulai kembali bisnisnya dari nol. Melihat peluang yang sangat besar di bidang fashion, ia membangun merk fashion pria dengan nama Mens Republic dengan pemasaran online. Modalnya Yasa adalah dengkul untuk mencari mitra yang mau memberinya barang untuk dititip jual. Dengan strategi tersebut Yasa Singgih kemudian berhasil membesarkan usahanya sehingga mempunyai omset milyaran rupiah.
Namun pada perkembangannya Yasa Singgih kembali mengalami kegagalan dalam berbisnis. Terakhir pada akhir tahun 2021 Yasa Singgih mengumumkan bahwa brand Men’s Republic akan tutup. Yasa Singgih menutup bisnisnya tersebut karena berbagai masalah yang mencakup masalah pengelolaan keuangan, pengelolaan persediaan, dan juga logo merek yang dituding plagiat.
Berkaca pada kisah dan pengalaman Yasa Singgih yang penuh dengan jatuh bangun di dunia usaha tersebut maka pantas jika kita memasukkan dia sebagai salah satu tokoh wirausaha yang gagal di Indonesia. Yasa Singgih saat ini telah memulai usaha baru yang fokus kepada bidang distribusi dan penjualan dibawah PT Fortius Indonesia.
4. Danu Sofwan
Danu Sofwan adalah pendiri dari Radja Cendol atau Randol yang saat ini mempunyai lebih dari 780 gerai di seluruh Indonesia dan sanggup meraup omzet milyaran rupiah pertahun.
Danu dibesarkan oleh keluarga yang berkecukupan, namun semuanya berubah saat ayahnya meninggal dunia. Diapun harus memutar otak untuk mencari uang bagi keluarganya. Sebelum merintis Randol, Danu pernah berbisnis fashion dan sepatu namun gagal karena tertipu rekan bisnisnya.
Tidak menyerah dengan kegagalan tersebut, Danu kemudian mencari ide bisnis baru dan memutuskan untuk memulai bisnis cendol konsep modern. Keputusan tersebut, memberikan hasil yang manis bagi Danu. Dengan kreativitasnya dan kerja kerasnya Danu berhasil bangkit dari kegagalan dan menjadi salah satu pengusaha sukses Indonesia.
Danu Sofwan tidak hanya sukses dengan Radja Cendol. Danu Sofwan juga merupakan ex-CEO Es Teh Indonesia sebelum kemudian jabatan tersebut diserahkan kepada Nagita Slavina. Danu Sofwan kemudian menduduki jabatan komisaris di perusahaan minuman yang dikenal luas di Indonesia tersebut.
5. William Tanuwijaya
William Tanuwijaya dikenal sebagai CEO dan co-founder dari Tokopedia.com yang merupakan pemain utama eCommerce Indonesia dan salah satu Unicorn Indonesia (Startup dengan valuasi lebih dari 1 milyar Dollar Amerika Serikat).
Kesuksesan William Tanuwijaya tersebut tidaklah datang secara instan. William tidak berasal dari keluarga yang kaya raya, dia berasal dari keluarga yang sederhana di kota Pematang Siantar, Sumatera Utara. Kemudian dia merantau ke Jakarta untuk kuliah di Universitas Bina Nusantara (BINUS).
Selama kuliah, tepatnya saat semester II, William bekerja sebagai penjaga warnet untuk menambah uang saku dan mendapat akses internet gratis. Dari sinilah William Tanuwijaya mengenal lebih dalam mengenai internet.
Setelah lulus kuliah, William sempat bekerja di beberapa perusahaan software developer dan game developer, bahkan di perusahaan jual beli online KafeGaul. William menjadi seorang karyawan swasta selama 10 tahun.
Melihat adanya permasalahan di dunia jual beli online pada tahun 2007 yang sarat dengan penipuan, William merasa terdapat peluang untuk membangun suatu situs jual beli yang aman terhadap penjual maupun pembeli. Akhirnya William memutuskan untuk membuat dan mewujudkan idenya tersebut.
Tetapi jalannya William untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah mulus. Dia tidak memiliki modal untuk mewujudkan idenya tersebut dan dia menghabiskan 2 tahun untuk mencari modal. Pada waktu itu juga dia menerima begitu banyak penolakan dan diragukan oleh calon investor.
Bahkan, William dikatakan bermimpi terlalu tinggi dan disarankan untuk mengejar sesuatu yang lebih realistis. Namun tekadnya yang kuat tidak melihat hal tersebut sebagai kegagalan dan terus berjuang. Pada akhirnya dia mendapatkan suntikan modal awal dari bos tempatnya bekerja dan terus konsisten berjuang.
Lompat ke tahun 2017, Tokopedia telah menjadi perusahaan eCommerce yang dikenal secara luas dan menjadi perusahaan dengan nilai lebih dari USD 1 milyar setelah mendapatkan pendanaan sebesar USD 1.1 milyar dari Alibaba.
6. Mohammad Baedowy
Mohammad Baedowy adalah seorang pengusaha limbah plastik dengan omzet milyaran rupiah pertahun. Selain kesuksesan dari sisi finansial, Baedowy juga merupakan penerima penghargaan pemuda pelopor tingkat nasional 2006, tokoh pengusaha muda terbaik pilihan majalah Tempo, Soegeng Sarjadi Awards on Good Governance, piagam penghargaan Kalpataru 2010, dan juara 1 wirausaha terbaik Indonesia versi Dji Sam Soe Awards.
Kesuksesannya tersebut tidak diraih dengan mudah oleh Baedowy. Baedowy sebenarnya mempunyai pekerjaan yang mapan dan cukup mentereng. Dirinya adalah seorang auditor di Royal Bank of Scotland dan berkantor dikawasan elite Jakarta.
Walaupun mempunyai pekerjaan yang cukup mapan tersebut, Baedowy mempunyai tekad untuk berwirausaha yang lebih kuat sehingga dia hanya bertahan 3 tahun bekerja di Royal Bank of Scotland sebelum keluar.
Pada awalnya, Baedowy mencoba bisnis ternak jangkrik dengan merombak salah satu kamar dirumahnya. Namun sayang pada ternak jangkriknya bukannya bertambah tetapi malah semakin susut dan berakhir dengan kegagalan.
Bingung mencari bisnis yang cocok, suatu hari Baedowy bertemu dengan seorang pengusaha lulusan SD yang mempunyai rumah, tempat usaha, serta dua buah mobil.
Penasaran dengan sosok pengusaha tersebut, Baedowy pun bertanya kepada pengusaha tersebut. Kemudian dia mengetahui bahwa pengusaha tersebut menjalankan bisnis pengolahan sampah.
Setelah belajar proses bisnis dari pengusaha tersebut, Baedowy memberanikan keluar untuk mendirikan bisnis penggilingan sampah plastik. Dia kemudian menyewa lahan untuk tempat pengolahan dan membeli mesin pencacah plastik bekas.
Tetapi jalannya tidaklah mulus, mesin yang dibelinya tersebut hanya tahan sebentar dan rusak. Penjual mesin tersebut tidak bisa membetulkannya dan pengempul lain tidak mau mengajarkan bagaimana cara memperbaiki mesin tersebut. Akhirnya, selama setahun Baedowy menghabiskan waktu mencoba membetulkan mesin itu sendiri.
Setahun setelah memulai bisnis sampah tersebut, Baedowy mengalami kesulitan keuangan dan hampir bangkrut. Masalah mesin pencacahnya yang sering ngadat tersebut membuatnya sering tidak dapat berproduksi dan rugi.
Dia pun terpaksa mengirim pulang istri dan 2 anaknya ke kampung halamannya untuk menghemat pengeluaran. Kehabisan uang dan diminta oleh mertua untuk berhenti saja membuat Baedowy sempat berusaha menjual pabriknya. Selama ditawarkan, tak ada yang mau membeli pabrik Baedowy. Baedowy juga sudah berancang-ancang untuk melamar pekerjaan.
Pada saat uangnya semakin tipis itu, Baedowy yang kebetulan aktif di sebuah pesantren di Bekasi Timur didatangi seorang kiai yang meminta bantuan dana karena harus ada peletakan batu pertama pembangunan pesantren dan akan dihadiri wali kota. “Saya tahu mereka butuh banget uang untuk membeli semen atau batu. Akhirnya saya kasihkan sisa uang yang ada, walaupun tidak semua,” ujarnya.
Namun, akhirnya dia menyadari bahwa efek sedekah itu luar biasa. Dia lantas meneruskan bisnis itu dengan modal mobil pick-up. Baedowy kembali belajar kepada pengepul besar. Tidak lama kemudian pun, Baedowy yang merupakan sarjana ekonomi dan tidak mempunyai berbekal ilmu teknik ini akhirnya berhasil memperbaiki mesin pencacah plastiknya dan bahkan dia bisa membuat desainnya sendiri.
Kini Baedowy bukan sekadar menjadi penadah, tetapi juga pembuat mesin dan menjualnya kepada mitra. Mekanismenya mirip franchise. Sebab, selain diberi pelatihan setelah membeli mesin darinya, hasil penggilingan mitra bisnis juga ditampung.
Seakan tak ingin sukses sendirian, ia mengakomodasi permintaan masyarakat yang juga ingin sukses seperti dirinya. Jaringan mitra kerja yang ia bentuk sudah menyebar dari Aceh hingga Papua. Kisah Mohammad Baedowy merupakan salah satu contoh pengusaha Indonesia sukses yang pernah gagal, namun kegagalannya tidak mengurangi tekad dan semangatnya untuk terus bekerja.
7. Afit Dwi Purwanto
Jika anda adalah seorang penggemar steak sapi yang lezat, nama Holycow! by Chef Afit tentu bukanlah nama yang asing bagi anda. Gerai steak yang terkenal dengan harga terjangkau dan tagline Wagyu For Everyone tersebut sudah mempunyai cabang di Jabodetabek, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Malang dan Bali.
Perjalanan karier Afit hingga menjadi seorang entrepreneur Indonesia yang sukses tidak terjadi dalam secara instan. Bahkan dia sempat ditentang oleh orang tuanya, khususnya ayahnya yang menginginkan Afit untuk menjadi seorang profesional dengan gaji yang pasti.
Tetapi Afit sudah mempunyai niat untuk menjadi pengusaha sejak kuliah, dia tidak ingin menjadi karyawan bagi orang lain. Tekad menjadi pengusaha ini sudah terlihat sejak masih menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Trisakti.
Saat itu Afit menjual kaus distro sablonan. Bahkan, kaus yang ia buat itu sempat dipakai oleh salah satu VJ MTV. Namun sayang, Afit tidak pandai memutar uang lantaran terpengaruh gaya hidup anak remaja saat itu.
Setelah menikah dengan Lucy Wiryono, ia makin mantap berbisnis. Ia pernah berbisnis kripik dan mendirikan trading company. Tapi, keduanya berakhir dalam kegagalan. Bahkan, pada tahun 2004, Afit mengaku tertipu lebih dari Rp 300 juta.
Namun Afit dan Lucy tidak kapok, pada tahun 2009 mereka memutuskan untuk menjajal bisnis baru yaitu bisnis steak Wagyu dengan harga terjangkau.
Karena memiliki modal terbatas kemudian mereka memutuskan untuk membuka warung pertama dengan bentuk tenda yang terletak di Jalan Radio Dalam, Jakarta. Konsep yang dibawa Afit pun populer penikmat steak mengantri dan dalam waktu enam bulan, Holycow membuka gerai permanennya di Senopati berkat kredit investasi yang diperoleh dari perbankan.
Setelah itu, Afit kembali menghadapi tantangan yang tidak kalah besar pada tahun 2012. Dimana pada saat itu Afit pecah kongsi dengan rekannya karena perbedaan visi dan misi.
Pada Mei 2012, pihak Afit dan mitra bisnisnya sepakat untuk tidak lagi melanjutkan kerja sama, dan kedua belah pihak membesarkan merek ‘Holycow’ nya masing-masing.
Akibatnya, Afit mesti menanggung biaya pinalti dari ditutupnya gerai pertama Holycow di Singapura. Afit juga mesti membayar utang ke suplier. Selain itu Afit juga harus beban 28 pegawainya yang memutuskan untuk ikut bersama dirinya.
Namun setelah tahun yang berat tersebut, Afit pun berhasil melakukan rebranding dengan nama Holycow! by Chef Afit sebagai pembeda dari Holycow saingannya.
Selain itu, Afit juga berhasil menarik Angel Investor dan membuka gerai baru di Kelapa Gading.Oleh karena itu, Afit sangat pantas dijadikan contoh pengusaha Indonesia sukses yang pernah gagal dan bangkit untuk meraih kesuksesan.
8. Andreas Kurniawan
Andreas Kurniawan adalah pengusaha plafon kelahiran Kendal yang sudah paham betul dengan kegagalan dan jatuh bangun suatu bisnis.
Tidak hanya sekali atau dua kali bangkrut, Andreas Kurniawan mengalami 27 kali kegagalan sebelum akhirnya melakoni bisnis plafon yang menghasilkan milyaran rupiah perbulan.
Andre, panggilan akrab Andreas Kurniawan, melakoni usaha plafon sejak tahun 2013. Andre merupakan distributor dan kontraktor plafon serta panel dinding berbahan polyvinyl chloride (PVC) Shunda Plafon.
Sebelum berbisnis plafon, Andre pernah menjadi TKI selama 3 tahun di Jepang. Sepulangnya Andre menjalani bisnis MLM sambil berjualan minuman jahe.
Andre kemudian berhenti bisnis MLM karena merasa sudah mendapatkan ilmu yang dia inginkan sedangkan bisnis jahe terpaksa berhenti karena saudara yang memproduksi berhenti. Saat berbisnis minuman jahe itu juga Andre beberapa kali kena tipu.
Dia juga sempat menjajal bisnis pembuatan tas musik, les bahasa asing, pakaian, makanan, hingga komputer. Namun semuanya tidak menghasilkan kesuksesan yang ingin diraih Andre.
Tidak menyerah begitu saja setelah mengalami 27 kali kegagalan tersebut, Andre kemudian mendapat tawaran berjualan plafon PVC Shunda Plafon dari mentor bisnisnya.
Awalnya Andre berjualan lewat internet dengan memanfaatkan OLX dan Facebook. Andre kemudian mengibarkan bendera Shunda Plafon Semarang.
Selama setahun merintis Andre belajar soal search engine optimization (SEO) untuk meningkatkan skill pemasaran digitalnya. Selama tahun itu juga Andre menjalankan usaha seorang diri, mulai dari menerima pesanan, melakukan survey, menggambar, berbelanja barang pesanan dan memasangnya.
Perlahan-lahan bisnis dan pesanan yang diterima meningkat. Andre kemudian mengajukan diri menjadi disributor Shunda Plafon semarang dengan mendatangani pemasok utama wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Dengan berkembangnya bisnis plafonnya, Andre kemudian menyewa ruko dan mulai mempekerjakan seorang karyawan. Usahanya semakin maju setelah mendapat kontrak besar dari PT Adhi Karya pada 2015 untuk menggarap pabrik Indofood di Semarang.
Pada 2017, Andre meningkatkan usahanya menjadi berbadan usaha PT dengan nama PT Atlantis Karya. Pada tahun yang sama pula, dia membuka dua kantor cabang. Saat itu, omzet per cabang mencapai Rp 750 juta sebulan.
Penutup
Cerita dan pengalaman tokoh wirausaha atau pengusaha yang gagal di Indonesia diatas mempunyai beberapa pelajaran yang perlu dicatat oleh kita yang ingin menjadi pengusaha sukses. Dari kisah dan pengalaman wirausaha yang gagal diatas kita harus belajar bahwa kegagalan merupakan proses dalam berwirausaha. Kegagalan dapat dialami oleh seorang wirausaha karena berbagai faktor yang berada diluar kemampuan dan kendali mereka. Disisi lain kita juga dapat belajar bahwa kunci kesuksesan adalah ketekunan, semangat pantang menyerah dan kesiapan untuk terus mencoba hingga meraih kesuksesan.
Catatan Editor: artikel ini pertama ditulis pada 2 Oktober 2019 dan telah dimutakhirkan pada 03 Desember 2023.
[…] William Tanuwijaya meraih kesuksesan tersebut tidak dengan jalan yang mulus dan mudah. William sendiri berasal dari keluarga yang sederhana di kota Pematang Siantar, Sumatera Utara. […]
[…] Baca Juga : 7 Kisah Pengusaha Indonesia Sukses Yang Pernah Gagal […]