Siapakah Elon Musk?
Elon Musk bukan orang terkaya didunia, namun tidak diragukan lagi jika Elon adalah salah satu pengusaha yang inovatif dana salah satu pengusaha paling berpengaruh di dunia pada abad 21.
Bagaimana tidak? Elon Musk adalah figur kunci dari Tesla Inc (sebelumnya Tesla Motor), SpaceX dan Solarcity (merger dengan Tesla Motor menjadi Tesla Inc) ketiganya adalah perusahaan yang mempunyai orientasi masa depan dan bertujuan mengembangkan umat manusia ketingkat yang lebih tinggi.
Selain mempunyai peranan penting dalam perkembangan pesat Tesla Inc yang mempunyai potensi besar merubah industri otomotif dan energi global. Elon juga mendirikan SpaceX yang menjadi salah satu perusahaan swasta terdepan dalam teknologi luar angkasa, Elon Musk juga termasuk jajaran 100 orang terkaya dunia dengan kekayaan lebih dari US$ 20 miliar pada tahun 2018. Dengan kekayaan tersebut, Elon mempunyai posisi orang ke 80 terkaya didunia.
Baca Juga : Kisah Sukses Jeff Bezos Orang Terkaya Di Dunia Pendiri Amazon.com
Elon juga dikenal sebagai pengagas mode transportasi kecepatan tinggi baru yang dikemudian disebut sebagai Hyperloop. Hyperloop adalah konsep transportasi darat yang menggunakan ruang vakum parsial yang sanggup mencapai kecepatan rata-rata 970 km per jam.
Pada tahun 2016, Elon juga mendirikan The Boring Company. The Boring Company adalah perusahaan infrastruktur dan konstruksi terowongan yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan kemacetan di kota-kota besar, khususnya Los Angeles.
Tidak hanya itu, Elon juga aktif dalam mendorong pengembangan Artificial Intellegence atau AI secara aman dengan menjadi salah satu pendiri OpenAI.
Dengan kesuksesannya tersebut, Elon Musk sering disebut sebagai “Tony Stark” atau “Iron Man” dalam kehidupan nyata. Bahkan diakui oleh Robert Downey JR (pemeran film Iron Man) bahwa pencitraan Tony Stark yang dia lakukan terinspirasi dari sosok Elon Musk.
Tetapi dibalik kesuksesannya yang fenomenal, Elon Musk melalui perjalanan yang cukup panjang, hambatan dan juga kegagalan.
Berikut inilah bagaimana kisah sukses Elon Musk dan perjalanan hidupnya menjadi salah satu inovator terbesar di abad 21
Kelahiran dan Awal Kehidupan
Elon Musk lahir pada tanggal 28 Juni 1971 di Pretoria, Transvaal, Afrika Selatan. Ayah Elon Musk, Errol Musk adalah seorang insinyur elektromekanik dengan kewarganegaraan Afrika Selatan. Sedangkan ibunya, Regina Saskatchewan adalah seorang model dan konsultan diet dari Kanada.
Sejak masa kecilnya, Elon Musk mempunyai minat yang besar untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan. Dia bisa menghabiskan 10 jam perhari untuk membaca buku, dan pada umur 8 tahun dia sudah membaca seluruh buku di perpustakaan dan membaca seluruh Encyclopedia Britannica.
Pada usia 9 tahun orang tua Elon Musk berpisah dan Elon dengan adiknya memutuskan untuk tinggal dengan ayahnya. Setahun kemudian di usia 9 tahun, Elon Musk mulai tertarik dengan dunia komputer dengan PC pertamanya Commodore VIC-20.
Dia kemudian mempelajari sendiri bahasa pemprograman BASIC dengan membaca buku manual “Bagaimana Memprogram” yang dirancang untuk diselesaikan dalam waktu 6 bulan. Tetapi Elon menyelesaikannya dalam waktu 3 hari dengan membacanya tanpa henti dan pada usia 12 tahun dia membuat game komputer bernama Blastar yang dia jual ke sebuah majalah komputer dengan harga $500 ($ 1.200 uang sekarang).
Walaupun begitu, Elon Musk menghadapi masa kecil yang cukup sulit. Dia mendapatkan tekanan emosional dari ayahnya dan mengalami bullying disekolah. Dimana dia pernah dirawat dirumah sakit karena sekelompok anak melempar Elon dari atas tangga dan kemudian memukulinya sampai dia kehilangan kesadaran.
Masa Kuliah
Elon Musk tidak pernah merasakan keterikatan emosional dengan Afrika Selatan. Dia merasa tidak cocok dengan budaya kulit putih Afrika Selatan dan saat itu Afrika Selatan adalah negara yang buruk untuk entrepreneur masa depan. Dia kemudian memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat, karena melihat Silicon Valley sebagai tempat paling sesuai untuk minatnya dan tempat paling sentral dalam perkembangan teknologi komputer.
Pada umur 17 tahun, dia memutuskan untuk meninggalkan Afrika Selatan dan berimigrasi ke Kanada setelah mendapatkan kewarganegaraan Kanada dari ibunya. Dia kemudian tinggal di Montreal dengan saudaranya. Pada masa ini dia sempat melakukan beberapa pekerjaan dengan gaji minimum dan selama satu tahun hidup dalam kesulitan keuangan.
Kemudian pada usia 19 tahun dia masuk Queen University di Ontario, dimana dia bertemu dengan mantan istri pertamanya Justine Musk. Belajar selama dua tahun di Queen University, Elon Musk akhirnya mendapatkan beasiswa transfer untuk belajar di University of Pennsylvania pada tahun 1992. Tahun berikutnya dia kemudian lulus dari University of Pennsylvania dengan dua gelar, Bachelor of Science untuk ekonomi dan juga Bachelor of Science untuk fisika.
Pada saat kuliah dia memikirkan apa yang ingin dia lakukan dengan hidupnya, untuk menjawab hal tersebut Elon mulai dengan pertanyaan “Hal apa yang paling berpengaruh terhadap masa depan umat manusia?”. Dari pertanyaan tersebut dia melihat ada 5 hal yang paling berpengaruh yaitu : 1. Internet, 2. energi terbarukan, 3. eksplorasi luar angkasa, khususnya ekspansi kehidupan diluar bumi, 4. Kecerdasan buatan (Artificial Intellegence/AI), dan 5. Pemprograman kode genetik manusia.
Elon, merasa tidak yakin mengenai dampak positif dari AI dan pemprograman kode genetik, pada saat itu juga dia tidak membayangkan untuk terjun kedalam eksplorasi luar angkasa. Dengan demikian yang tersisa adalah internet dan energi terbarukan. Elon pada awalnya memutuskan untuk mengejar karir di bidang energi terbarukan dan bergabung dalam program PhD Fisika Stanford University.
Kesuksesan Elon Di Bisnis Internet
Elon kemudian hanya bertahan 2 hari di program PhD Fisika Stanford University karena tidak bisa tinggal diam melihat meledaknya minat dunia terhadap internet dan memutuskan untuk meninggalkan Stanford untuk terjun ke bisnis internet. Elon bersama saudaranya, Kimbal Musk memulai perusahaan internetnya sendiri yang dinamakan Zip2 dengan modal uang $ 28.000 dari ayahnya. Zip2 adalah perusahaan yang membuat direktori online yang menyediakan panduan travel perkotaan kepada perusahaan media seperti New York Times and Chicago Tribune.
Pada tahun 1995, internet baru saja memasuki tahap perkembangan luar biasa cepat dan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Tetapi sebagai suatu hal yang tergolong baru, banyak bisnis yang melihat internet sebagai suatu hal yang tidak penting dan sulit untuk meyakinkan calon pelanggan Zip2 untuk menggunakan platformnya. Banyak dari calon pelanggan mereka mengatakan bahwa beriklan di internet adalah suatu hal yang bodoh, tetapi walaupun menemui kesulitan Zip2 tetap berkembang dan mulai mengumpulkan pelanggan.
Pada tahun 1996, Zip2 mendapatkan investor pertamanya dengan nilai investasi sebesar US$ 3 juta, tetapi tidak lama kemudian posisinya digeser dari CEO menjadi CTO oleh investornya tersebut. Di tahun 1999, pada puncak dot-com bubble, Zip2 dibeli oleh Compaq dengan nilai US$ 341 juta, Elon mendapatkan US$ 22 juta dari penjualan tersebut.
Seolah belum puas dengan keberhasilannya menjadi jutawan diusia 28 tahun, pada tahun yang sama Elon Musk menggunakan US$ 10 juta dari penjualan Zip2 untuk mewujudkan ide barunya yang tidak kalah radikal. Elon Musk mendirikan X.com yaitu perusahaan internet yang memberikan jasa keuangan dan pembayaran melalui email, suatu ide yang radikal pada saat itu memberikan layanan keuangan seperti bank hanya melalui internet.
Setahun kemudian pada Maret 2000, X.com bergabung dengan Confinity perusahaan saingan X.com yang di dirikan oleh Peter Thiel dan Max Levchin. Confinity mengembangkan perangkat lunak untuk memungkinkan pemilik PalmPilots dan PDA lainnya untuk menyimpan informasi terenkripsi pada perangkat mereka, menciptakan dompet digital pertama. Pada tahun 2001, setelah merger, X.com dan Confinity menjadi PayPal dan Elon Musk menjadi CEO dari PayPal.
Namun, posisinya sebagai CEO tersebut tidak bertahan lama. Elon Musk memulai perdebatan hebat di antara co-founder Paypal dengan mendorong perpindahan server dari sistem operasi Unix ke Microsoft Windows. Pada tahun 2000 ini juga Elon Musk menikah dengan Justine Musk pacarnya dari kuliah, dan mengambil cuti panjang setelah sekian lama untuk berbulan madu. Disaat Elon Musk masih berada di pesawat menuju Australia dewan Direksi Paypal memecatnya dari jabatan CEO dan menggantikannya dengan Peter Thiel.
Walaupun begitu Elon Musk masih terlibat dalam Paypal dengan membantu pengembangan model bisnis baru dan melakukan kampanye marketing viral yang menyebabkan peningkatan pesat jumlah pelanggan Paypal. Dua tahun kemudian, di tahun 2002 eBay membeli Paypal seharga US$ 1.5 miliar, sebagai pemegang saham terbesar Paypal dengan saham 11,7% Elon Musk mendapatkan bagian sebesar US$ 165 juta.
SpaceX, Tesla Motor dan Solar City
SpaceX
Mendapatkan kekayaan yang cukup besar dari penjualan Paypal, Elon Musk memutuskan untuk mengejar minatnya yang lain yaitu eksplorasi luar angkasa dan energi terbarukan. Bahkan sebelum penjualan Paypal selesai Elon Musk sudah terobsesi dengan eksplorasi angkasa luar dan mulai membaca tentang teknologi roket, dan untuk membangkitkan kembali minat masyarakat akan penerbangan angkasa luar Elon berencana untuk mengirim tanaman atau tikus ke Mars.
Untuk mewujudkan rencana tersebut, Elon Musk terbang ke Rusia untuk membeli roket refurbished dari Rusia. Pada kunjungan pertamanya ke Rusia, Elon Musk pulang dengan tangan hampa dan dipandang sebagai “pemula” dalam teknologi roket oleh perusahaan Rusia. Pada kunjungan keduanya, Elon Musk diberikan penawaran US$ 8 juta untuk satu roket. Menganggap harga tersebut terlalu mahal, Elon Musk meninggalkan negosiasi dengan perusahaan Rusia tersebut dan mulai memikirkan untuk membuat sendiri roket dengan harga terjangkau yang dia butuhkan.
Pulang dari Rusia, Elon Musk menghitung bahwa biaya material mentah untuk membuat roket hanya sebesar 3% dari harga roket, dan dengan mengaplikasikan integrasi vertikal dalam pembuatan roket dan pendekatan modular dari rekayasa perangkat lunak Elon Musk memperkirakan harga roket bisa dikurangi hingga 1/10 dan masih mendapatkan margin kotor sebesar 70%.
Berangkat dari pemikiran tersebut, Elon Musk memutuskan untuk menginvestasikan US$ 100 juta (60% kekayaannya pada saat itu) untuk mendirikan SpaceX, menjadi perusahaan swasta dengan tujuan utama menempatkan koloni manusia di Mars. SpaceX mulai bekerja merancang dan mendesain roketnya sendiri sejak itu, dan Musk memutuskan untuk menamakan roketnya “Falcon 1” dan “Falcon 9” diambil dari nama “Millenium Falcon” Starwars.
SpaceX membutuhkan 4 tahun dan ratusan juta investasi untuk merancang Falcon 1 dan pada periode 2006-2008 SpaceX telah melakukan 3 uji coba peluncuran roket ke orbit yang semuanya berakhir dengan meledak sebelum mencapai orbit. Ketiga kegagalan peluncuran tersebut sangatlah mahal bagi SpaceX, dan SpaceX pada saat itu hanya mempunyai dana untuk membiayai satu peluncuran lagi. Sedangkan untuk menarik pendanaan baru atau mendapatkan kontrak peluncuran, SpaceX harus menunjukkan keberhasilannya dalam meluncurkan roket ke orbit.
Pada 28 September 2008, di peluncuran yang keempat akhirnya Falcon 1 SpaceX berhasil mencapai orbit. Jika peluncuran keempat yang menentukan tersebut juga berakhir dengan kegagalan, maka SpaceX akan berakhir dititik tersebut. NASA terkesan dengan pencapain SpaceX sebagai perusahaan swasta pertama yang berhasil meluncurkan roket berbahan bakar cair pertama ke orbit, dan memberikan kontrak dengan nilai US$1.6 miliar untuk menerbangkan astronot Amerika dari dan ke orbit Bumi.
Dari keberhasilannya tersebut, SpaceX berlanjut mengembangkan Falcon 1, Falcon 9, Falcon Heavy dan Dragon (pesawat luar angkasa) dan secara teratur terbang ke orbit untuk misi logistik ISS (International Space Station) dan juga meluncurkan satelit. SpaceX juga mencatatkan rekor sebagai perusahaan swasta pertama yang berhasil meluncurkan roket untuk menempatkan satelit. Selain itu SpaceX juga tercatat sebagai perusahaan swasta pertama yang meluncurkan pesawat angkasa dan berlabuh di ISS.
Pada 8 Oktober 2015, SpaceX berhasil mendaratkan roket tahap 1 Falcon 9 kembali setelah diluncurkan di landasan drone di laut. Dengan demikian SpaceX telah mencatatkan pencapaian penting untuk membuat roket yang dapat digunakan kembali, dan merupakan langkah besar untuk mengurangi biaya eksplorasi luar angkasa.
2 tahun kemudian, Elon Musk dan SpaceX membuat lompatan besar dalam bidang aerospace. SpaceX pada April 2017 telah mencatatkan sejarah dengan menjadi yang pertama dalam sejarah, yang mampu melepas sebuah roket yang sama, lebih dari satu kali. Suatu terobosan besar yang dapat mengurangi biaya penerbangan luar angkasa secara signifikan.
Dengan pencapaian tersebut, mimpi Elon Musk untuk mengkolonisasi Mars terlihat lebih nyata dan tidak terdengar bodoh seperti masa-masa awal pendirian SpaceX.
Rencana Kolonisasi Mars
Kisah sukses Elon dalam menerbangkan roket ke orbit tidak lantas membuatnya puas. Elon tidak melupakan tujuannya mendirikan SpaceX yaitu untuk “mempertahankan cahaya kesadaran” dan “membuat manusia menjadi spesies multiplanet”.
Elon mengambil langkah lebih jauh untuk mencapai hal tersebut dimana pada September 2016 di pertemuan tahunan ke 67 International Astronautical Congress, Elon memaparkan rencananya untuk mengembangkan sistem infrastruktur transportasi multiplanet secara lebih detil.
Dalam rencananya tersebut SpaceX akan mengembangkan sistem peluncuran super berat yang disebut “BFR”. BFR adalah roket dua tahap di mana roket tahap atas juga digunakan sebagai pesawat ruang angkasa untuk mencapai Mars dan kembali ke Bumi.
Untuk mencapai muatan besar, pesawat ruang angkasa pertama kali memasuki orbit Bumi, di mana ia mengisi bahan bakar sebelum berangkat ke Mars. Setelah mendarat di Mars, pesawat ruang angkasa itu penuh dengan bahan bakar yang diproduksi secara lokal untuk kembali ke Bumi. Muatan yang diharapkan dari BFR mencapai 150 ton (330.000 lb).
Tesla Motor
Ditengah proyek ambisius SpaceX untuk membuat dan meluncurkan roket sendiri, Elon Musk pada tahun 2004 memutuskan untuk menambah proyek ambisiusnya. Elon Musk setelah bertemu dengan kedua pendiri Tesla Motor, Martin Eberhard dan Marc Tappening memutuskan untuk menginvestasikan US$ 50 juta kekayaannya di Tesla Motor.
Tesla Motor pada saat itu masih dalam tahap pengembangan mobil elektrik pertamanya, Tesla Roadster. Tesla Roadster berbeda dengan mobil listrik lain pada saat itu yang lambat dan mempunyai jarak tempuh yang sangat terbatas, dari tampilan luar Tesla Roadster memiliki kelas yang setara dengan Supercar Lotus.
Pada awalnya, Elon bergabung sebagai ketua dewan Direksi di Tesla Motor. Walaupun terlibat dalam merancang Telsa Roadster, Elon Musk tidak mengambil peran yang terlalu aktif dalam operasional harian perusahaan yang saat itu ditangani oleh Martin Eberhard. Hal tersebut kemudian berujung kepada beberapa kegagalan manajemen pada tahun 2007.
Kegagalan manajemen tersebut menyebabkan harga jual sebenarnya dari Tesla Roadster hampir dua kali lebih tinggi harga awal yang direncanakan sebesar US$92.000. Selain itu, Martin Eberhard membuat kesalahan perhitungan strategis terkait dengan konsep transmisi untuk Tesla Roadster yang terbukti tidak efektif dan peluncuran Tesla Roadster harus ditunda selama lebih dari satu tahun.
Pada periode tersebut, Tesla membakar uang dengan cepat dan untuk menyelamatkan masa depan Tesla Elon Musk mengambil alih kontrol perusahaan dengan memecat eksekutif yang bertanggung jawab atas hal tersebut, termasuk Edenhard. Setelah itu pada tahun 2008, Elon Musk memimpin langsung Tesla Motor sebagai CEO dan arsitek produk, kedua posisi yang masih dipegang Elon sampai saat ini.
Tesla pada saat itu tengah di ambang kebangkrutan, Elon Musk terus melakukan efisiensi dengan mengurangi staf sampai 10%, menegosiasikan harga yang lebih rendah dari pemasok, dan menutup beberapa kantor.
Bertepatan dengan saat-saat yang paling sulit untuk SpaceX dan Tesla Motor di akhir musim semi 2008, Elon mengajukan gugatan cerai terhadap istrinya Justine, karena alasan yang tidak ia ungkapkan kepada publik. Pada Desember 2008, Tesla hanya tinggal beberapa jam dari kebangkrutan, Elon berhasil mendapatkan investasi tambahan untuk Telsa, menanamkan US$ 20 juta terakhirnya di Tesla Motor, dan menjual McLaren F1 favoritnya untuk menyelamatkan Tesla dari kebangkrutan.
Keadaan di Tesla Motor kemudian mulai membaik dengan investasi baru dari perusahaan otomotif multinasional Jerman, Daimler AG sebesar US$ 50 juta untuk kurang dari 10% saham Tesla yang menyelematkan Tesla dari ancaman kebangkrutan kedua. Kemudian pada bulan Juni 2009 Tesla telah disetujui untuk menerima US $ 465 juta pinjaman dengan bunga rendah dari program Advanced Technology Vehicles Manufacturing Loan Program Oleh Departemen Energi Amerika Serikat. Dana tersebut mulai cair pada tahun 2010, dan menjadi pendukung rekayasa dan produksi sedan Model S, serta perkembangan teknologi powertrain komersial.
Pada tahun 2010 Tesla melakukan initial public offering (IPO) di NASDAQ dan memberikan dana segar sebesar US$ 226 juta untuk Tesla. Tesla dengan demikian menjadi perusahaan manufaktur mobil pertama yang melakukan IPO setelah Ford Motor pada tahun 1956.
Dua tahun kemudian Tesla mulai mengirimkan sedan Model S dengan harga US$ 65.000. Model S menjadi kesuksesan besar, Model S mendapatkan nilai tertinggi dalam Consumer Report dengan nilai 99/100, dan rating keselamatan tertinggi dalam sejarah Administrasi Keselamatan Jalan Raya Nasional. Pada tahun 2015 Tesla telah menjual 100.000 sedan Model S.
Sekarang Tesla semakin dekat dengan pencapaian besarnya untuk menciptakan mobil listrik yang jauh lebih terjangkau lagi dengan harga mulai dari US$ 35.000. Dengan harga senilai sedan mewah entry level, Model 3 mempunyai fitur yang menakjubkan. Model 3 dapat berakselerasi dari 0-60 mph (0-97 kmh) dibawah 6 detik dan dapat menempuh 215 mil (346 km) dalam sekali pengisian baterai. Model 3 juga dilengkapi dengan software super cangih yang disebut Autopilot, Autopilot dapat mengambil alih kendali mobil untuk keselamatan penumpang.
Pada peluncuran pre-ordernya, Tesla Motor telah meraih 373.000 pre-order dengan biaya reservasi sebesar US$ 1.000 yang berarti Tesla Motor mendapatkan US$ 373.000.000 untuk produk yang baru akan mulai dikirim pada akhir tahun 2017.
Pada tahun 2016, Tesla Motor telah membeli Solar City dan mengubah namanya menjadi “Tesla Inc”, mencerminkan operasional Tesla yang tidak hanya membuat mobil tetapi juga memajukan energi terbarukan dengan bisnis instalasi panel surya serta penyimpanan energi.
Pada April 2017, sebagaimana dilaporkan Bloomberg untuk pertama kalinya Tesla Inc melewati nilai pasar Ford Motor dengan nilai pasar mencapai US$48.2 milyar, lebih besar US$ 3.1 milyar dari Ford yang menjual jutaan mobil setiap tahun.
Walaupun demikian, Tesla inc sempat mengalami masalah produksi Tesla Model 3 pada tahun 2017 sampai 2018. Masalah produksi tersebut menyebabkan produksi Tesla Model 3 jauh dibawah target dan menurunkan nilai pasar Tesla inc sebesar USD 13 miliar dari sebelumnya USD 63 miliar.
Masalah tersebut mulai dapat diselesaikan pada akhir Juni 2018 dengan pencapaian produksi 7.000 mobil seminggu dimana sebanyak 5.000 mobil di antaranya merupakan Tesla Model 3.
Solar City
SolarCity adalah perusahaan penyedia dan pemasang solar panel yang didirikan oleh 2 sepupu Elon Musk, Lyndon dan Peter Rive. Elon Musk menyumpangkan konsep bisnis dan juga modal awal sebesar US$ 10 juta hasil penjualan saham Paypal pada tahun 2006.
Pada saat ini SolarCity adalah pemasok dan pemasang solar panel terbesar di Amerika Serikat dan telah menjadi perusahaan publik dengan nilai hampir US$ 2 miliar. Pada Juni 2016, Elon Musk melalui perusahaannya Tesla Motor, menawarkan rencana untuk mengakuisisi Solar City untuk $ 2.5 – 3 miliar untuk menciptakan integrasi horizontal energi terbarukan. Pada 1 Agustus 2016, SolarCity menerima tawaran Tesla Motor sebesar US$ 2.6 miliar.
Visi Masa Depan Yang Lebih Jauh
Dengan Tesla dan SpaceX yang mendapatkan pencapaian yang mengagumkan, dan merubah persepsi publik terhadap dua industri yang telah lama stagnan, dari kisah sukses Elon Musk dia mempunyai tempat tersendiri sebagai inovator hebat yang memberikan kontribusi besar bagi kemajuan industri dan pengetahuan.
Sebagai tambahan dari kontribusinya terhadap industri otomotif, energi terbarukan dan aerospace, Elon Musk juga mendirikan lembaga non-profit terkait dengan kecerdasan buatan yang dinamakan OpenAI.
OpenAI dibentuk dengan tujuan memastikan pengembangan kecerdasan buatan memberikan manfaat bagi manusia dan tidak memusnahkan manusia pada prosesnya.
Hidupnya yang menarik dan penuh dengan pencapaian tidak dapat terlepas dari berbagai kegagalan yang dilaluinya, mulai dari 3 kali kegagalan peluncuran roket, nyaris bangkrut, kematian anak pertamanya, sampai diusir dari posisi CEO.
Tetapi sebagaimana orang besar lain, Elon Musk tidak berorientasi pada masa lalu, dia tidak melihat keadaan sebagai suatu hal yang tidak bisa diubah, dia dengan proaktif mengambil keputusan untuk merubah keadaan menjadi apa yang diinginkan dengan kerja keras dan juga kemauan yang kuat.
Pandangan dan perspektif Elon dalam melihat kehidupan tersebut terbukti berhasil membawanya melewati berbagai hambatan dan kemunduran sementara. Kisah sukses Elon musk dalam mendirikan kerajaan bisnisnya yang inovatif tentu membawa nilai-nilai positif yang juga dapat diterapkan dalam bisnis dan karir masing-masing.
Baca Juga : Kisah Sukes Jack Ma Pendiri Alibaba.com Raksasa eCommerce Global
Artikel tentang Kisah Sukses Elon Musk ini pertama kali diterbitkan pada 21 September 2016 dan diupdate terakhir pada 16 Juli 2018.